BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Membantu sang istri menyiapkan bahan bahan pembuatan peyek atau rempeyek. <br /> <br />Inilah kegiatan pria yang biasa dipanggil Abah Isa warga Sungai Andai Banjarmasin Kalimantan Selatan ini. <br /> <br />Aktifitas ini, mulai kembali mereka lakukan setelah dampak pandemi corona mulai semakin terasa terutama pada pendapatan keluarga. <br /> <br />Menurunnya pengguna jasa, membuat Wafi yang bekerja sebagai tukang gigi bersepakat dengan sang istri untuk mencoba kembali memproduksi dan menjual rempeyek olahan mereka. <br /> <br />Mulai dari meracik biji kacang, hingga mengadon bahan, mereka siapkan bersama di waktu luang disela pekerjaan utama. <br /> <br />Menggoreng rempeyek menjadi tugas utama sang istri, sementara wafi akan membantu saat pengemasan. <br /> <br />Mereka cukup gembira karena sambutan pasar cukup baik dan produksi rempeyek mereka bisa menjadi penambah rezeki disaat pandemi yang membuat sepinya orderan sebagai tukang gigi. <br /> <br />Kendati produksi masih terbatas karena modal dan juga terbatas setidaknya sekali produksi mereka bisa hasilkan 80 hingga 100 bungkus dengan harga jual 1500 hingga 2000 rupiah per bungkus. <br /> <br />Mereka juga berencana mendapatkan sertifikasi dari kesehatan dan halal MUI. <br /> <br />Harapan mereka, pandemi segera berlalu dan usaha kecil kecilan mereka dapat terus berkembang. <br /> <br />
