Surprise Me!

BPOM: Riset Kombinasi Obat Covid-19 Unair Belum Valid

2020-08-20 2,329 Dailymotion

KOMPAS.TV - Gembar-gembor temuan kombinasi obat baru covid-19 ternyata terganjal validitas riset. <br /> <br />Badan Pengawas Obat dan Makanan, menemukan sejumlah temuan kritis dalam uji klinis kombinasi obat, yang dikembangkan Universitas Airlangga Surabaya (Unair), bersama TNI Angkatan Darat, dan Badan Intelijen Negara. <br /> <br />Data yang tidak representantif, dan menyalahi protokol pengobatan yang sudah ditetapkan terhadap orang tanpa gejala jadi sejumlah poin yang disorot BPOM. <br /> <br />Selain itu, hasil yang didapat dari intervensi obat pada pasien juga belum signifikan dibandingkan dengan terapi standar yang kini telah digunakan di rumah sakit saat merawat pasien positif covid-19. <br /> <br />Dari inspeksi pelaksanaan uji klinis pada 28 Juli 2020, ke Pusat Penanganan Pasien Covid-19 di Secapa AD, Bandung, BPOM telah memberikan sejumlah catatan, dan koreksi, serta meminta klarifikasi data riset, untuk mendukung validitas penelitian. <br /> <br />Namun hingga hasil uji klinis diserahkan ke BPOM 19 Agustus, belum ada revisi atau perbaikan data yang diterima. <br /> <br />Jika perbaikan dan klarifikasi yang ditunggu tidak mendukung validitas penelitian, maka uji klinis kombinasi obat ini harus diulang. Penerbitan izin edar obat pun masih jauh. <br /> <br />Wakil Ketua Dua Satgas Percepatan Penanganan covid-19, Komjen Gatot Eddy Pramono yang datang bersama Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Andhika Perkasa, siap menerima masukan jika obat itu masih perlu perbaikan. <br /> <br />Meski masih perlu perbaikan, pemerintah mengapresiasi riset uji klinis kombinasi obat yang dilakukan Unair, TNI Angkatan Darat, dan Badan Intelijen Negara. <br /> <br />Saat ini dunia memang tengah berjuang untuk bisa bebas dari wabah covid-19. <br /> <br />Tapi, penelitian obat yang menyangkut nyawa orang banyak, tak boleh diburu-buru, demi keamanan dan keselamatan masyarakat. <br /> <br />Untuk membahas lebih dalam, saksikan diskusi dengan ahli farmakologi, sekaligus Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Professor, Zullies Ikawati, di program Kompas Siang. <br /> <br />

Buy Now on CodeCanyon