JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemprov DKI Jakarta tengah menyiapkan aplikasi untuk mencatat para pelanggar protokol kesehatan di masa PSBB transisi. <br /> <br />Nantinya, pelanggar yang berulang, akan dikenakan sanksi progresif. <br /> <br />Aplikasi bernama Jakarta Awasi Peraturan Daerah atau Jakapd, akan digunakan petugas dalam mendata para pelanggar. <br /> <br />Nantinya, akan diketahui siapa saja yang pernah melakukan pelanggaran psbb transisi di DKI Jakarta. <br /> <br />Sementara penerapan sanksi denda progresif di DKI Jakarta selama PSBB transisi, masih menunggu aplikasi dari diskominfotik DKI Jakarta. <br /> <br />Berdasarkan Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 79 Tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan, ada denda progresif bagi warga, pelaku usaha, dan penangggung jawab fasilitas umum yang berulang-ulang melanggar protokol kesehatan. <br /> <br />Pelanggaran pertama, warga akan dikenakan sanksi administratif 250 ribu rupiah, atau kerja sosial membersihkan fasilitas umum dengan mengenakan rompi selama satu jam. <br /> <br />Pelanggaran kedua, warga akan dikenakan sanksi administratif 500 ribu rupiah, atau kerja sosial membersihkan fasilitas umum dengan mengenakan rompi selama dua jam. <br /> <br />Pelanggaran ketiga, warga akan dikenakan sanksi administratif 750 ribu rupiah, atau kerja sosial membersihkan fasilitas umum dengan mengenakan rompi selama tiga jam. <br /> <br />Pelanggaran keempat atau lebih, warga akan dikenakan sanksi administratif satu juta rupiah, atau kerja sosial membersihkan fasilitas umum dengan mengenakan rompi selama empat jam. <br /> <br />Untuk kasus pelanggaran perorangan, nilai dendanya sebesar 1,6 miliar rupiah. <br /> <br />Pelanggaran di tempat umum, sebesar 597 juta rupiah, dan pelanggaran dalam kegiatan sosial budaya sebesar 250 juta rupiah. <br /> <br />Yang jelas, aturan denda diperuntukkan agar timbul efek jera. Lengah di tengah pandemi bukan pilihan. <br /> <br />Apalagi jika sengaja menganggap remeh protokol kesehatan, yang fatal berakibat penyebaran virus corona terus meluas. <br /> <br /> <br />
