KOMPAS.TV - Belanja ekstra terus mengalir, untuk memutar perekonomian selama pandemi. <br /> <br />Namun, bagaimana dengan kinerja penerimaan negara, untuk membiayainya. <br /> <br />Dari awal tahun hingga Juli 2020, penerimaan pajak sudah menyentuh angka 601,9 triliun rupiah. <br /> <br />Penerimaan pajak turun 14,7 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. <br /> <br />Pendapatan dari pajak sangat penting, karena berkontribusi sekitar 85 persen, dari total penerimaan negara , di luar kepabeanan dan cukai. <br /> <br />Hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan penerimaan pajak hingga seribu 198,8 triliun rupiah. <br /> <br />Kita lihat bagaimana penerimaan pajak dari sektor industri. <br /> <br />Masa-masa terberat akibat pandemi sangat terasa pada Mei. <br /> <br />Di mana penerimaan pajak minus 45,15 persen. <br /> <br />Ini menjadi cerminan melemahnya aktivitas pabrik-pabrik, serta penghasilan mereka. <br /> <br />Namun, kondisi berangsur membaik. <br /> <br />Pertumbuhan negatif mengecil, hingga Juli kemarin, menjadi minus 28,91persen. <br /> <br />Perbaikan seiring dengan adaptasi kebiasaan baru. <br /> <br />Sektor lainnya, perdagangan yang sumbangsihnya cukup besar ke negara. <br /> <br />Berbeda dengan sektor industri, relaksasi PSBB belum mampu memperbaiki penerimaan perpajakan di sektor perdagangan. <br /> <br />Penerimaan perpajakan kembali membengkak , minus 27,34 persen. <br /> <br />Dengan tertekannya daya beli, pemulihan ekonomi nyatanya masih rapuh. <br /> <br />Jika dibandingkan antara penerimaan dan belanja negara. <br /> <br />Hingga Juli kemarin , anggaran Indonesia masih defisit 2,01 persen. <br /> <br />
