JAKARTA, KOMPAS.TV - Jakob Oetama adalah seorang guru SMP yang bercita-cita menjadi pastor, namun berakhir sukses menjadi wartawan. <br /> <br />Ketekunan, keuletan, dan kerja keras, mengantarkan Jakob Oetama memiliki media ternama di Indonesia, Harian Kompas. <br /> <br />Lahir di Jowahan, sebuah dusun dekat Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada 27 September, 89 tahun silam. <br /> <br />Jakob Oetama adalah salah satu sosok yang melahirkan surat kabar Kompas dan mendirikan kelompok Kompas Gramedia. <br /> <br />Sekaligus merupakan salah satu tokoh legendaris pers nasional. <br /> <br />Selama hidupnya, Pak JO pernah menjadi guru SMP Mardi Yuana di Cipanas, Jawa Barat, pada tahun 1952. <br /> <br />Selain itu juga pernah menjadi guru di SMP Van Lith di Jakarta pada tahun 1953. <br /> <br />Jakob Oetama juga tercatat sebagai dosen di jurusan komunikasi Fisip UI. <br /> <br />Awal karirnya, Jakob Oetama menjadi redaktur mingguan penabur di Jakarta pada tahun 1955. <br /> <br />Bersama Petrus Kanisius Ojong, ia mendirikan majalah bulanan Intisari pada 1963 dan Harian Kompas pada 1965. <br /> <br />Jakob Oetama menjadi pemimpin redaksi harian kompas sejak berdiri tahun 19-65 hingga tahun 2000. <br /> <br />Sejak PK Ojong meninggal tahun 1980, Jakob Oetama merangkap menjadi pemimpin umum Kompas dan kelompok Kompas Gramedia. <br /> <br />Selain sederet kiprah jurnalistik dalam negeri, Jakob Oetama juga menjadi penasihat konfederasi wartawan se-Asean dan anggota serikat penerbit sedunia. <br /> <br />Ia juga pernah dianugerahi Bintang Mahaputera Utama pada tahun 1973 saat menjadi anggota DPR-MPR. <br /> <br />Hingga kini tak terhitung warisan jurnalistik dari Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia ini. <br /> <br />Meski demikian, peran terakhir Pak JO selalu ia jalani dengan kerendahan hati. <br /> <br />Seorang Jakob Oetama lebih senang dan bangga disebut wartawan dibandingkan sebutan pengusaha. <br /> <br />Terima Kasih Pak JO. Selamat jalan sang pendiri Kompas. <br /> <br />