RIAU, KOMPAS.TV - Di kota Pekanbaru yang menjadi ibu kota provinsi Riau, kain tenun Siak masih mudah ditemukan. <br /> <br />Seperti di rumah Tenun Bandar, Jalan Perdagangan, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, di sini para ibu-ibu masih mempertahankan warisan budaya melayu Riau dengan menggunakan alat tenun bukan mesin. <br /> <br />Proses penenunan kain ini pun harus melalui beberapa tahap diantaranya adalah tahap ngelos benang. Tahap ini adalah memindahkan benang dari gulungan besar ke gulungan kecil. <br /> <br />Kegiatan ini terus dilakukan sesuai dengan warna benang yang dibutuhkan untuk membuat kain tenun. <br /> <br />Setelah itu, gulungan benang kecil diletakkan pada teropong yang terbuat dari kayu yang kemudian disatukan pada alat tenun yang memiliki ukuran dua kali dua meter. <br /> <br />Di rumah tenun Kampung Bandar ini ada empat alat tenun bukan mesin digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang umumnya tingal di wilayah itu. <br /> <br />Untuk menghasilkan satu helai kain tenun, para penenun ini membutuhkan waktu 10 hari hingga dua minggu lamanya sesuai dengan tingkat kerumitan motif kain tenun. <br /> <br />Berbagai motif kain tenun siak pun sudah dihasilkan yakni motif pucuk rebung, tempuk manggis, bunga cengkeh, siku keluang, siku awan dan beberapa motif lainnya. <br /> <br />Harga yang ditawarkan di rumah tenun kampung bandar ini mulai dari satu juta hingga dua juta rupiah per helai kain tenun. <br /> <br />