KOMPAS.TV - Polisi di Kendari, Sulawesi Tenggara harus menggunakan helikopter untuk membubarkan demo mahasiswa yang berkerumun dan berpotensi menyebarkan covid-19. <br /> <br />Dengan cara inilah yang ditempuh oleh personel Polda Sulawesi Tenggara untuk membubarkan demo mahasiswa yang berlangsung di sekitar Polda Sulawesi Tenggara. <br /> <br />Kuatnya hembusan angin dari helikopter membuat mahasiswa bubar berhamburan. <br /> <br />Sebanyak 3 kali helikopter bolak balik di atas demonstran. <br /> <br />Para mahasiswa berunjuk rasa guna mempertanyakan penyelesaian kasus meninggalnya 2 mahasiswa yakni Randi dan Yusuf yang terjadi pada demo menolak revisi Undang-Undang KPK 1 tahun lalu. <br /> <br />Karena menolak dibubarkan dan melanggar protokol kesehatan, polisi sempat menembakan gas air mata. <br /> <br />Polisi juga berbaris membuat blokade untuk mengantisipasi demonstran merangsek masuk ke halaman Mapolda Sultra. <br /> <br />Beberapa pengunjuk rasa, yang diduga sebagai provokator, ditangkap aparat kepolisian. <br />Demontrasi sempat memanas, setelah mahasiswa melakukan aksi lempar batu kepada aparat kepolisian. <br /> <br />Dengan menggunakan mobil meriam air dan tembakan gas air mata, aparat kepolisian memukul mundur para demonstran, yang tidak terkendali. <br /> <br /> <br />