KOMPAS.TV - Sejak awal Maret kita menghadapi pandemi covid-19. <br /> <br />Namun, sekadar untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, tentang dasar penularan covid-19 saja, kita masih tertatih-tatih.\ <br /> <br />Jangankan mengenakan masker secara tepat, meminta warga, bahkan pejabat, untuk tidak berkerumun saja, rasanya begitu sulit. <br /> <br />Masuk bulan ke-7 pandemi, seharusnya urusan mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sudah tak lagi jadi problem. <br /> <br />Seharusnya, saat ini kita sudah maju sekian langkah, untuk memastikan menekan pertambahan kasus. <br /> <br />Sepekan menjelang persis 7 bulan pandemi, kita masih berkutat dengan kampanye masker yang katanya akan bergantian dengan kampanye jaga jarak, lalu kampanye cuci tangan, melewatkan sekian bulan golden period saat masyarakat sedang tanggap-tanggapnya terhadap pandemi. <br /> <br />Apalagi, Pilkada terus digaungkan, di tengah kekhawatiran para tokoh masyarakat, atas kemungkinan ledakan kasus seiring dan setelah pilkada. <br /> <br />Boleh lah mengajukan beragam alasan, beserta dasar konstitusionalnya mengapa pilkada harus tetap digelar. Namun di sinilah, kebijaksanaan para pemimpin negeri diuji. <br /> <br />Jumlah kasus covid-19 di Indonesia terus naik, belum tampak melandai, meski kapasitas tes kita masih masuk kategori rendah. <br /> <br />Namun ketika para pemimpin, petinggi negara, masih saja seolah kaget merespons pandemi, kita harus bertanya, sudahkah pendekatan penanganan pandemi ada di jalur yang tepat? <br /> <br />Sudahkah para pemimpin benar-benar mencerminkan kepemimpinan yang krusial di tengah krisis kesehatan? <br /> <br />
