JEMBER, KOMPAS.TV - Sebuah peternakan itik di Jember, Jawa Timur, memakai alat inovasi penetas telur otomatis, menggunakan gas elpiji, dan bukan listrik. <br /> <br />Selain mampu menghemat biaya operasional daya listrik, tingkat keberhasilan penetasan, juga mencapai 80 persen. <br /> <br />Ratusan ekor itik berhasil ditetaskan di peternakan itik milik Mustakim, warga Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas, Jember, Jawa Timur. <br /> <br />Penetasan telur itik ini memakai mesin penetas otomatis, yang menggunakan gas elpiji sebagai sumber dayanya, dan bukan listrik. <br /> <br />Inovasi alat penetas otomatis ini dirancang oleh tim inovasi pengabdian masyarakat politeknik negeri Jember, Jawa Timur. <br /> <br />Mesin tetas otomatis ini mimiliki konsep yang sama dengan alat tetas manual. <br /> <br />Pada alat tetas manual, telur itik diputar oleh manusia. Begitu juga dengan panas, yang diatur menggunakan bola lampu. <br /> <br />Sementara pada mesin tetas otomatis, telur berputar secara otomatis. Begitu juga dengan indikator suhu dan kelembaban udara, yang bisa diatur. <br /> <br />Sebuah kipas angin juga membantu panas dan kelembaban tersebar secara merata, yang semuanya digerakkan menggunakan gas elpiji, dan bukan listrik. <br /> <br />Pengaturan yang berjalan otomatis ini meningkatkan keberhasilan penetasan telur. <br /> <br />Menggunakan mesin tetas manual, dari seribu telur, hanya 600 telur yang berhasil menetas. <br /> <br />Sementara menggunakan mesin tetas otomatis, keberhasilan menetas mencapai 800 telur. <br /> <br />Mesin penetas telur otomatis ini juga mampu menekan biaya operasional, yang hanya 300 ribu rupiah untuk elpiji. Sementara, alat penetas manual, membutuhkan biaya listrik mencapai 1,7 juta rupiah. <br /> <br />Alat penetas telur otomatis ini diharapkan dapat membantu pengembangan usaha ternak itik, maupun jenis ternak unggas lainnya. <br /> <br />Dengan biaya produksi yang lebih murah dan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, diharapkan bisa menyejahterakan para peternak. <br /> <br /> <br />
