BALI,KOMPASTV - Salah satunya penelitian tanaman cabai di desa Blahkiuh, Abiansemal, Badung ini menggunakan biochar sebagai pupuknya. <br /> <br />Penelitian ini merupakan penelitian yang kedua. <br /> <br />Biocar adalah arang hayati yang dibuat dari pembakaran atau proses pengarangan limbah tanaman, kotoran hewan dan limbah pertanian peternakan lainnya. <br /> <br />Pada lahan di desa Blahkiuh ini, peneliti menggunakan limbah kotoran ayam yang diarang dan menggunakan penanaman bibit cabai merah pilar f1. <br />Penelitian kedua periode maret hingga agustus 2020 ini pun membuahkan hasil dan dapat meningkatkan kualitas pertanian cabe. <br /> <br />Pada penelitian pertama, peneliti menggunakan rumah kaca. Sedangkan pada penelitian kedua ini menggunakan lahan terbuka. <br /> <br />Hasil dari penelitian kedua ini buah cabe merah unggul dengan buah lebih besar, merah segar dan berbuah lebih lebat. <br /> <br />Bahkan, dengan menggunakan pupuk biochar ini dapat memperpanjang umur cabe yang bisa dipanen hingga 1 tahun dari biasanya hanya <br />hanya 4 bulan. <br /> <br />Biochar juga baik untuk memperbaiki sifat fisik tanah sehingga tanah menjadi lebih subur. <br /> <br />Kendala yang dihadapi adalah biaya pembuatan pupuk biochar yang mahal. Bibit Cabai Merah ini ditaman dengan jarak 50 x 50 cm dalam lahan 2 x 2 meter. <br /> <br />menanam 16 pohon dan dalam 4 bulan sudah bisa panen. Dalam satu pohon mampu berbuah hingga 100 biji cabai merah. <br /> <br />Buah yang unggul membuat per kilogram cabai ini naik hingga 50 biji atau 15 gram per biji. <br /> <br />Lahan 10 are di desa Blahkiuh ini mampu menghasilkan hingga 1 ton cabai kualitas unggul. Perlakuan ini tak lepas dengan pepberian nutrisi biocar serta perawatan untuk menghilangkan hama. <br /> <br />Meski hasil dan kualitas unggul, akademisi terus berusaha melakukan pengembangan salah satunya adalah teknologi pembuatan pupuk biochar yang lebih efisiens dengan biaya terjangkau. <br /> <br />