Surabaya, KompasTV Jawa Timur - Tarif tes Swab atau Usap mandiri selama pandemi Covid-19 cukup variatif mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. <br /> <br />Tidak sedikit masyarakat yang akhirnya mengeluh, dan meminta agar tarif Swab diatur Pemerintah sehingga tidak terlalu mahal. <br /> <br />Munculnya peraturan terkait ketentuan ambang batas maksimal harga tes Swab di angka 900 ribu rupiah oleh Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu, ditanggapi dengan gembira oleh para tenaga medis di Surabaya. <br /> <br />Seperti dokter Relly Yanuari yang merupakan dokter spesialis dan tim Covid-19 di rumah sakit swasta yakni rumah sakit Graha Amerta Surabaya. <br /> <br />Menurutnya, dari sisi tenaga medis hal tersebut sangat membantu. Karena tes Swab rutin yang dilakukan tenaga medis setiap satu bulan sekali tidak seluruhnya ditanggung Pemerintah. <br /> <br />Sehingga tak jarang para tenaga medis harus membayar sendiri tes Swab atau Usapnya. Sementara dari sisi pasien, hal tersebut juga dianggap akan sangat membantu dari sisi ekonomi pasien. <br /> <br />Pihaknya mengatakan, harga swab yang murah nantinya harus diimbangi dengan kebijakan Pemerintah untuk mengatur mekanisme impor reagen dan alat-alat tes Swab, agar lebih murah dan cepat. <br /> <br />Dokter Relly juga berharap agar nantinya harga murah tidak berdampak pada kecepatan hasil Swab, karena hal tersebut dapat berdampak pada kondisi pasien jika akan melakukan tindakan medis darurat. <br /> <br /> <br /> <br />#Surabaya #Jatim #Swab #Usap #Pandemi #Covid19 #Virus #Corona <br /> <br />MEDIA SOSIAL KOMPAS TV JAWA TIMUR : <br /> <br />facebook : https://www.facebook.com/kompastvjatim <br /> <br />instagram : https://www.instagram.com/kompastvjatim <br /> <br />twitter : https://twitter.com/kompastvjatim <br /> <br />