JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia menjadi syurga bagi usaha mikro kecil menengah alias UMKM. Sayangnya, jumlah umkm yang merambah digital belum optimal. <br /> <br />Dari 64 juta UMKM yang ada, baru 3,7 juta saja yang sudah tersentuh digital. Rupanya, optimalisasi sektor ini terkendala oleh data. <br /> <br />Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, LIPI, menilai, masalah besar lemahnya tata kelola bidang usaha adalah ketiadaan data yang akurat dan dinamis. <br /> <br />Akibatnya, resep kebijakan dan intervensi kebijakan dapat terjebak pada inclusion error dan exclusion error. Sederhananya ada ketidaksinkronan penerima manfaat. <br /> <br />Basis data yang akurat dan dinamis diperlukan untuk menjamin ketepatan intervensi kebijakan bagi sektor UMKM. <br /> <br />Pandemi covid-19 menjadi pengalaman berharga yang memperlihatkan betapa pentingnya ketersediaan data akurat tersebut. <br /> <br />Gelaran karya kreatif Indonesia virtual, meraih omset 3,79 miliar rupiah dari 3 hari pelaksanaannya. <br /> <br />Untuk bertahan sebagai tulang punggung perekonomian, UMKM mau tak mau harus masuk ranah digital. <br /> <br />Bandu Widiarto, Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI. Gati Wibawaningsih, Sekretaris Jenderal Dewan Kerajinan Nasional, Dekranas. <br /> <br /> <br />