KOMPAS.TV - Tim Gabungan Pencari Fakta Penembakan Pendeta Yeremia Zanambani, mendapat teror dari kelompok bersenjata di Papua. <br /> <br />Sementara, kontak senjata antara kelompok bersenjata, dengan pasukan TNI terjadi di Distrik Hitadipa, pada Minggu siang. <br /> <br />Penyelidikan Tim Gabungan Pencari Fakta, di lokasi penembakan Pendeta Yeremia Zanambani, diganggu kelompok bersenjata di Papua. <br /> <br />Seorang anggota tim, Bambang Purwoko, ditembak saat olah tempat kejadian. <br /> <br />Seorang anggota TNI yang mengawal, juga ditembak. <br /> <br />Tim, melakukan olah tempat kejadian di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat lalu. <br /> <br />Pasca-penembakan anggota tim pencari fakta, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw dan Pangdam 17 Cenderawasih Papua, Mayjen Herman Asaribab , menggelar rapat tertutup. <br /> <br />Tim ini membahas langkah-langkah penegakan hukum, terhadap kelompok bersenjata di Intan Jaya. <br /> <br />Sementara Pangdam 17 Cenderawasih, Mayjen Herman Asaribab, tengah mengupayakan membangun komunikasi bersama pemerintah daerah dan tokoh adat setempat, melakukan pendekatan persuasif, agar kelompok bersenjata menghentikan aksinya. <br /> <br />Sementara itu, minggu siang, terjadi kontak senjata, saat kelompok bersenjata menyerang pos militer Distrik Hitadipa. <br /> <br />Dua jam kemudian, kelompok bersenjata mundur ke arah perbukitan. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. <br /> <br />Meski terus mengalami teror, tim pencari fakta tetap melanjutan pengusutan penembakan Pendeta Yeremia. <br /> <br />Tim dibentuk Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, untuk mengetahui siapa penembak sang pendeta, saat memberi makan ternaknya. <br /> <br />Karena hingga kini, bagaimana peristiwa dan penembakan terjadi masih simpang siur. <br /> <br />
