SIDOARJO, KOMPAS.TV - Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Cabang Sidoarjo sekaligus Direktur RSUD Sidoarjo, dr. Atok Irawan membantah adanya tudingan penggelembungan data pasien covid-19 di 11 rumah sakit. Menurutnya perbedaan data rumah sakit dan dinas kesehatan terjadi karena perbedaan adanya metode pendataan. <br /> <br />Hal tersebut disampaikan Ketua Persi sekaligus Direktur RSUD Kabupaten Sidoarjo, dr. Atok Irawan pasca ramainya pemberitaan dugaan penggelembungan data pasien covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan. <br /> <br />Ia dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan memastikan pihaknya tidak pernah menerima surat teguran dari pihak Dinas Kesehatan sebagaimana dilontarkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr. Syaf Satriawarman. <br /> <br />Ia memastikan yang terjadi bukan penggelembungan tetapi perbedaan data antara pihak rumah sakit dan dinas kesehatan. <br /> <br />Pengelola rumah sakit mengaku memakai sistem sirs online untuk mencatat data setiap harinya secara real time, sedangkan pendataan dinas kesehatan menunggu pernyataan resmi dari pihak laboratorium. <br /> <br />Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan, dr. syaf satriawarman. Bahkan Kadinkes Sidoarjo akan menyamakan metode pendataan agar tidak ada perbedaan lagi. <br /> <br />#DataPasienCovid19 #RumahSakit #PenggelembunganDataCovid19 <br /> <br /> <br /> <br />