JAKARTA, KOMPAS.TV Pakar komunikasi politik Ade Armando secara terbuka membeberkan isi ajakan demo ricuh di grup whatsapp terkait penolakan UU Cipta kerja. <br /> <br />"Saya ingatkan dari awal, seruan demo 8 oktober bunyinya menakutkan yang dari Yogya itu, bunyinya turunkan jokowi, bubarkan DPR, bangun dewan rakyat."ungkap Ade. <br /> <br />"Di Jakarta juga, kepung istana acara dimulai jam 10 hingga kita menang",ungkap Ade. <br /> <br />Ia yakin itu bukan kelompok buruh. <br /> <br />"karena kelompok inilah yang menciptakan teater besar, tanpa rasa peduli, memecah belah Indonesia."lanjutnya. <br /> <br />Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Rosi di Kompas TV, Kamis (15/10/2020). <br /> <br />Menurut Ade Armando, ia memberdakan ada 2 hal dari demo ricuh pekan lalu, yakni demo yang memang menolak UU Cipta kerja dan kerusuhan itu sendiri. <br /> <br /> "Memang kerusuhan adalah akibat yang terjadi dari demo. Dari yang saya pelajari gerakan buruh yang turun ke lapangan pada tgl 8 dan tgl 13 (Oktober), itu relatif terorganisir jadi serius jam 5 selesai, ya selesai."kata Ade. <br /> <br />Persoalannya, begitu banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut. <br /> <br />"Itu yang saya anggap orang-orang yang jadi korban, dari permainan politik."ungkapnya. <br /> <br />Menurutnya jadinya gelaran demo UU Cipta Kerja bukan untuk menyuarakan aspirasi tapi untuk kepentingan politik tertentu. <br /> <br />
