Surprise Me!

Antisipasi Dampak La Nina di Sektor Pertanian, Seperti Apa?

2020-10-17 2,254 Dailymotion

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anomali cuaca akibat fenomena La Nina di Samudera Pasifik mulai terasa dampaknya di Indonesia. <br /> <br />Akibat La Nina, curah hujan jauh lebih tinggi dibanding pada kondisi normal sehingga memperbesar potensi bencana hidrometereologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang. <br /> <br />Sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan pada bulan Oktober yakni sebagian Sumatera, Jawa Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. <br /> <br />Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, rata-rata La Nina di Indonesia menimbulkan dampak kenaikan curah hujan sebanyak 40 persen dibanding kondisi normal. <br /> <br />Puncak La Nina diprediksi akan terjadi pada akhir tahun 2020 hingga awal 2021. <br /> <br />Fenomena La Nina dan potensi dampaknya juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. <br /> <br />Presiden meminta masyarakat lebih tanggap bencana dan mempersiapkan diri mengantisipasi dampak badai La Nina terutama di tiga sektor yakni pertanian, perikanan, dan perhubungan. <br /> <br />Jika kurang antisipasi, bencana hidrometereologi akibat fenomena La Nina bisa mengganggu rantai produksi dan ekonomi. <br /> <br />Demikian pula ancaman banjir yang timbul akan mempersulit upaya mengatasi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali. <br /> <br />Lebih tanggap bencana akan mengurangi dampak anomali La Nina. <br /> <br />Lalu bagaimana antisipasi pemerintah khususnya di sektor pertanian menghadapi La Nina, simak dialog selengkapnya bersama Peneliti Akroklimatologi Balitbangtan Kementan, Ezra Surmaini. <br /> <br />

Buy Now on CodeCanyon