JAKARTA, KOMPAS.TV - Program Kartu Prakerja, menjadi salah satu program yang ditunggu - tunggu masyarakat, selama masa pandemi. <br /> <br />Namun lebih dari 300 ribu peserta kartu prakerja, dinyatakan tidak aktif, dan dicabut status kepesertaannya, sehingga ada dana sebesar 1,1 triliun rupiah yang batal cair, dan dikembalikan ke negara. <br /> <br />Program kartu prakerja, menjadi salah satu program, yang ditunggu-tunggu msyarakat, selama masa pandemi corona. <br /> <br />Ketua Tim Komite Cipta Kerja, Rudy salahuddin mengumpamakan, dari tiga orang yang mendaftar program kartu prakerja, hanya satu orang yang akan lolos jadi peserta. <br /> <br />Dari 5,59 juta peserta kartu prakerja, sekitar 11 persennya telah berhasil membuka usaha UMKM. <br /> <br />Tahun 2021, pemerintah akan melanjutkan program, yang telah diubah menjadi semi Bansos, selama pandemi corona. <br /> <br />Namun, Head Of Communication Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu menjelaskan, ada peserta yang telah ditarik kepesertaannya. <br /> <br />"Dari gelombang pertama hingga ketujuh, sudah ada 310.212 orang yang dicabut kepesertaannya," <br /> <br />"Mereka ini tidak bisa lagi mengikuti program kartu prakerja," kata louisa tuhatu kepada kompas.com, 15 Oktober 2020 lalu. <br /> <br />Sebelumnya, Peneliti Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut, dari pendaftar kartu prakerja terlihat tidak cocok, dari data korban PHK. <br /> <br />Menurutnya, hal ini karena target awal kurang jelas. <br /> <br />Pencabutan status kepesertaan kartu prakerja, sudah diatur dalam peraturan menteri koordinator bidang perekonomian, nomor sebelas tahun 2020. <br /> <br />Dalam aturan tersebut disebut, bila penerima kartu prakerja tidak melakukan pemilihan pelatihan dalam jangka waktu 30 hari, maka kepesertaannya dicabut. <br /> <br /> <br />