PALEMBANG, KOMPAS.TV - Salah satu usaha yang masih bertahan di tengah pandemi Corona adalah anyaman karpet. Walaupun mengalami penurunan penjualan sebesar 50 persen, usaha ini masih memiliki pangsa pasar di luar negeri. <br /> <br />Para ibu-ibu membuat anyaman karpet berbahan serat batang pisang abaka. Mereka membagi tugas untuk memisahkan dan memintal benang. <br /> <br />Industri kerajinan anyaman karpet dari serat pisang abaka ini berasal dari kawasan Sukarela, Palembang, Sumatera Selatan. <br /> <br />Seluruh pekerjaan dalam proses pembuatan anyaman, mulai dari pemintalan benang, penganyaman, hingga pewarnaan, semua dilakukan secara manual tanpa bantuan mesin listrik. <br /> <br />Serat yang kasar dan cepat meresap air serta mudah dibersihkan, membuat anyaman karpet dan keset dari serat pisang abaka ini banyak diminati. <br /> <br />Walaupun mengalami penurunan, usaha anyaman karpet tetap bertahan karena sudah memiliki pangsa pasar dari Amerika dan Eropa. <br /> <br />Untuk pasar luar negeri, anyaman serat pisang abaka dijual dengan harga mulai dari 5 hingga 10 dollar Amerika Serikat per meter. <br /> <br />Semua pegawai diwajibkan menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak fisik. <br /> <br />
