SURABAYA, KOMPAS.TV - Stok yang berlebih, kerap membuat Air Susu Ibu, atau ASI perah, menjadi basi dan terpaksa dibuang. <br /> <br />Agar tidak ada ASI yang terbuang, seorang ibu di Surabaya, Jawa Timur, berkreasi dengan asi dan menjadikannya beragam perhiasan cantik. <br /> <br />Betapa sedihnya hati anya almira, seorang perajin perhiasan di Surabaya, Jawa Timur, ketika harus membuang stok Air Susu Ibu, atau ASI perah, untuk anak pertamanya, karena sudah basi. <br /> <br />Stok ASI perah yang tidak habis, menjadi basi, dan tak bisa dikonsumsi. <br /> <br />Namun anya tidak mau menyia-nyiakan, sumber nutrisi tiada dua bagi bayi itu. Ia kemudian berkreasi, membuat aneka perhiasan dengan menggunakan ASI sebagai bahan dasar. <br /> <br />Untuk menghasilkan perhiasan yang cantik, hanya dibutuhkan ASI beberpa mililiter. ASI lalu dikeringkan hingga menjadi bubuk. <br /> <br />Bubuk ASI kemudian diberi cairan kimia sebagai pengikat, lalu dituang ke dalam cetakan dan dipadatkan hingga 4 hari. <br /> <br />Seluruh proses pembuatan perhiasan hingga bisa digunakan konsumen, memakan waktu 3 bulan. <br /> <br />Usaha perhiasan yang berbahan dasar asi ini, telah digeluti Anya selama 4 tahun. <br /> <br />Selain dari Surabaya, pesanan perhiasan asi atau disebut juga breastfeeding jewelry ini, juga datang dari singapura. Harga satu perhiasan dipatok mulai dari 700 ribu rupiah, tergantung kerumitan bentuknya. <br /> <br /> <br />