JAKARTA, KOMPAS.TV - Kabiro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu menyebut jika pembangunan di Pulau Rinca tak akan mengganggu habitat komodo. <br /> <br />"Pulau Rinca luasnya 20.000 hektar dan 5 hektarnya itu berada di pelabuhan yang memang sarana prasarana dibangun di situ yang selama ini 6 ekor komodo itu selalu lalu lalang di situ, sementara 1.300an yang lain itu di aera lain di luar 5 hektar itu. Sehingga bahwa kita lihat pembangunan sarana prasarana tidak akan menggangu ekosistem secara keseluruhan," ujarnya kepada KompasTV, Selasa (27/10/2020). <br /> <br />Selain itu Marius Ardu Jelamu juga mengatakan jika kedepannya Pulau Komodo akan diawasi secara ketat, baik landscape maupun seascape. <br /> <br />"Kita akan membatasi wisatawan yang masuk Pulau Komodo karena itu diarahkan menjadi destinasi wisata eksklusif," lanjutnya. <br /> <br />Sementara untuk Pulau Rinca akan digunakan sebagai pulau wisata massal. <br /> <br />Dalam proses pembangunannya, otoritas Taman Nasional Komodo akan mengatur jalur dan trek untuk membawa material agar dijauhkan dari komodo. <br /> <br />Simak dialog selengkapnya bersama Kabiro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu. <br /> <br />
