JAKARTA, KOMPAS.TV - Perlahan namun kian nyata. Covid-19 menyebabkan banyak orang jadi pengangguran. <br /> <br />Badan pusat statistik mencatat ada 29,1-2 juta orang terdampak covid-19. <br /> <br />Ini adalah data survei Angkatan Kerja Nasional, per Agustus 2020. <br /> <br />Jumlah ini setara dengan 14,2-8 persen, dari total penduduk usia kerja di Indonesia. <br /> <br />Lebih dari 80 persen, mengalami pengurangan jam kerja. Sebanyak 2,56 juta orang, jadi harus menganggur. <br /> <br />Ada pula yang tak bekerja sementara dan tergolong bukan angkatan kerja karena covid-19. <br /> <br />Di saat jumlah angkatan kerja kita meningkat di tahun ini. Sebaliknya, pengangguran justru semakin tinggi. <br /> <br />Covid-19 membuat usaha lesu, sehingga banyak pemutusan hubungan kerja dan sedikit yang membuka lapangan kerja. <br /> <br />Jumlah pengangguran bertambah 2,67 juta orang dalam setahun, menjadi 9,7-7 juta orang per Agustus 2020. <br /> <br />Tingkat pengangguran terbuka pun ikut melonjak, menjadi 7,07 persen. <br /> <br />Jumlah pekerja formal kian menyusut di masa pandemi. Paling banyak di sektor industri pengolahan, konstruksi. Kondisi ini berbanding terbalik dengan sektor pertanian. <br /> <br />Maka tak heran, tingkat pengangguran jauh lebih tinggi di kota, dibandingkan di desa. <br /> <br />Jam kerja berkurang, ditambah lagi banyak PHK. Tak heran upah buruh atau karyawan ikut menyusut. <br /> <br />Jika ditarik secara nasional, upah buruh turun sekitar 5.5 persen, menjadi 2 juta 756.345 rupiah, per Agustus 2020. <br /> <br />Namun, jika dilihat lebih ditel. Data menyebutkan, bali menjadi wilayah yang paling terpukul dengan penurunan upah buruh tertinggi, hampir 18 persen. <br /> <br />Seperti kita tahu. Sektor pariwisata, andalan bali tak bisa bergerak banyak akibat pandemi. <br /> <br /> <br /> <br />