BAKU, KOMPAS.TV - Presiden Azerbaijan, Perdana Menteri Armenia dan Presiden Rusia menandatangani perjanjian yang bertujuan untuk menghentikan pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh. <br /> <br />Rekaman yang didistribusikan oleh kantor Pers Presiden Azerbaijan menunjukkan hanya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev yang menandatangani perjanjian tersebut pada hari Selasa, (10/11/20). <br /> <br />Tetapi Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinian kemudian mengumumkan bahwa dia juga telah menandatangani perjanjian untuk menghentikan pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh, di bawah pakta yang ditandatangani dengan Rusia yang menyerukan pengerahan hampir 2.000 penjaga perdamaian Rusia dan konsesi teritorial. <br /> <br />Berbicara sebelum upacara penandatanganan dilakukan, Putin mengatakan dia berharap kesepakatan itu akan mengakhiri konfrontasi yang sudah berlangsung lama antara Armenia dan Azerbaijan. <br /> <br />Perjanjian tersebut menyerukan pasukan Armenia untuk menyerahkan kendali atas beberapa daerah yang dikuasainya di luar perbatasan Nagorno-Karabakh, termasuk distrik timur Agdam. <br /> <br />Orang Armenia juga akan kembali ke wilayah Lachin, yang merupakan jalan utama dari Nagorno-Karabakh ke Armenia. <br /> <br />Perjanjian tersebut menyerukan jalan, yang disebut Koridor Lachin, untuk tetap terbuka dan dilindungi oleh penjaga perdamaian Rusia. <br /> <br />Penjaga perdamaian Turki juga akan dikerahkan ke wilayah tersebut sesuai dengan kesepakatan. <br /> <br />Ilham Aliyev mengatakan bahwa melibatkan pasukan penjaga perdamaian Turki dan Rusia di wilayah tersebut menciptakan bentuk hubungan baru. <br /> <br />Nagorno-Karabakh berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak gencatan senjata tahun 1994 mengakhiri perang separatis yang menewaskan sekitar 30.000 orang. <br /> <br />Sejak itu, bentrokan sporadis meletus, dan pertempuran besar-besaran dimulai pada 27 September. <br /> <br />
