Surprise Me!

Penjualan Properti Anjlok Akibat Terdampak Pandemi, Ini Penjelasannya

2020-11-13 841 Dailymotion

KOMPAS.TV - Pemulihan sektor properti dari pandemi berjalan lambat. Pandemi covid-19 menjadi alasan utama penjualan properti residensial khususnya rumah anjlok. <br /> <br />Dari survei Bank Indonesia, penjualan properti residensial triwulan 3 masih terkontraksi 30,93 persen. <br /> <br />Paling terasa pada penjualan rumah tipe kecil dan besar. Banyak pembeli di rumah tipe kecil, membatalkan pesanannya. Kondisi ini berbeda dengan penjualan rumah tipe menengah yang masih mampu mencatatkan pertumbuhan. <br /> <br />Ganjalan orang membeli rumah tidak hanya terletak pada pandemi. Sebagian responden menilai suku bunga KPR masih terlalu tinggi. <br /> <br />Secara umum, kenaikan harga properti residensial masih stabil di 1,5 persen, sepanjang Juli hingga September. <br /> <br />Di kawasan Jabodebek-Banten, kenaikannya sebesar 1,22 persen, Surabaya lebih tinggi, di 242 persen sementara Semarang dan Denpasar di bawah 1 persen. <br /> <br />Dari survei BI, pelemahan harga rumah dari semua tipe, masih akan berlanjut hingga akhir tahun. <br /> <br />Bagi para pembeli rumah, sebagian besar merupakan pejuang KPR. Sebanyak 76, nol 2 persen, menggunakan KPR sebagai sumber pembiayaan membeli rumah. <br /> <br />Hanya sebagian kecil saja. 17, 67 persen mengambil skema tunai bertahap dan 6, 31 persen membayar tunai. <br /> <br />Penyaluran KPR dan KPA pada triwulan III kembali melanjutkan perlambatannya dari kuartal sebelumnya yakni hanya tumbuh 2,05 persen secara tahunan. Sementara pencairan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, f-l-p-p sebesar 2.144 triliun rupiah. <br /> <br />

Buy Now on CodeCanyon