SIDOARJO, KOMPAS.TV - Aparat polresta Solo, Jawa Tengah, membubarkan demo menolak Rizieq Shihab, Sabtu sore. <br /> <br />Aksi dibubarkan karena menimbulkan kerumunan, serta banyak yang tidak taat protokol kesehatan. <br /> <br />Kapolresta Solo, Kombes ade Safri Simanjuntak, langsung menghampiri koordinator demo menolak Rizieq Shihab, yang digelar di kawasan Bundaran Gladag. Kapolresta Solo mendengarkan dahulu aspirasi pendemo. <br /> <br />Pasca waktu 1 menit untuk orasi diberikan, polisi kemudian meminta dengan persuasif massa untuk membubarkan diri. <br /> <br />Aparat Polresta Solo juga menyisir lokasi demo agar semua pendemo dipastikan kembali ke rumah masing-masing. <br /> <br />Polisi pun memeriksa setiap sudut kawasan Bundaran Gladag untuk meminta pendemo membubarkan diri. <br /> <br />Pendemo yang membawa sepeda motor juga diminta untuk segera pulang. <br /> <br />Demo ini adalah aksi menolak Rizieq Shihab, pasca pernyataan Rizieq yang akan safari keliling Indonesia. <br /> <br />Namun karena massa berkerumun, dan banyak yang tidak mengenakan masker, maka polisi membubarkan aksi massa karena berpotensi menjadi klaster penularan covid-19. Selain itu demo ini juga tidak mengantongi izin polisi. <br /> <br />Sementara di Sidoarjo, Jawa Timur, massa yang menamakan diri aliansi masyarakat Sidoarjo, berunjuk rasa menolak penyematan kata habib, yang selama ini disandang Rizieq Shihab. <br /> <br />Pengunjuk rasa juga menolak kedatangan pemimpin FPI di Sidoarjo, karena dianggap berpotensi memecah belah bangsa. <br /> <br />Massa menilai, sikap Rizieq bertolak belakang dengan sumpah palapa oleh Mahapatih Gajah Mada, yang berniat mempersatukan wilayah nusantara. <br /> <br />Massa juga menyebut gelar habib tak pantas disandang Rizieq Shihab, karena ceramahnya dinilai provokatif, dan sering melontarkan ujaran kebencian. <br /> <br /> <br />