LEMBATA, KOMPAS.TV - Warga yang mengungsi karena terdampak erupsi Gunung Api Ile Ape, atau Ile LewoTolok, di Lembata, Nusa Tenggara Timur, terus bertambah. <br /> <br />Warga yang mengungsi pun membutuhkan bantuan, karena logistik di posko pengungsian, tidak memadai. <br /> <br />Warga di lereng Gunung Ile Ape, di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, berpacu dengan waktu, setelah asap tebal erupsi membubung tinggi, dari puncak gunung Minggu kemarin. <br /> <br />Video amatir yang direkam warga, sesaat setelah erupsi, menggambarkan kepanikan warga, yang pergi menjauh dari desa mereka. <br /> <br />Sejumlah warga bahkan dievakuasi menggunakan truk atau kendaraan apa pun yang mereka miliki. <br /> <br />Minggu siang, status Gunung Api Ile Ape pun, naik jadi level tiga, atau siaga, dari status waspada. <br /> <br />Lebih dari lima ribu warga, dari puluhan desa yang terdampak erupsi, dievakuasi, ke tujuh lokasi pengungsian, yang tersebar di wilayah Lembata. <br /> <br />Ada pula warga yang mengungsi ke rumah kerabat, di sekitar Kota Lewoleba. <br /> <br />Hingga Senin malam, jumlah pengungsi terus bertambah, karena warga yang sebelumnya bertahan di rumah, akhirnya memilih untuk mengungsi, setelah BPBD setempat, mendata dan melakukan sosialisasi kepada warga. <br /> <br />Di tengah ancaman penyebaran wabah, warga terpaksa mengungsi dengan kondisi seadanya. <br /> <br />Pemerintah setempat pun berharap bantuan, karena ketersediaan logistik, dan perlengkapan, masih minim. <br /> <br />Sementara itu, aktivitas kegempaan di Gunung Api Ile Ape masih tinggi. <br /> <br />Kabut asap tebal yang terjadi akibat erupsi gunung, juga mengganggu penerbangan dari Bandara Eltari Kupang, menuju Lewoleba, Lembata, Nusa Tenggara Timur. <br /> <br />Sejumlah penerbangan terpaksa ditunda, untuk sementara waktu. <br /> <br />