JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembubaran paksa massa aksi 1812 oleh aparat kepolisian di kawasan Jakarta Pusat, terjadi Jumat siang. <br /> <br />Massa aksi terus didorong mundur polisi, hingga ke Jalan Jatibaru Raya, Gambir, Jakarta Pusat. <br /> <br />Di lokasi ini, polisi menemukan sebuah ambulans dan juga minibus, yang di dalamnya berisi pasokan logistik, bagi para pendemo. <br /> <br />Selain makanan dan minuman ringan, di dalam mobil, polisi juga menemukan sebuah tandu, yang diduga sengaja disiapkan ketika aksi unjuk rasa, berujung bentrok. <br /> <br />Mobil ambulans, minibus beserta pengemudinya, akhirnya dibawa polisi ke Mapolda Metro Jaya. <br /> <br />Sementara itu, sejumlah peserta aksi yang masih nekat bertahan saat dibubarkan polisi, akhirnya diamankan. <br /> <br />Dalam penyisiran di Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, pasukan Brimob memergoki tiga orang demonstran yang tengah bersembunyi, di dalam minimarket. <br /> <br />Mereka pun digiring pasukan Brimob, untuk diperiksa lebih lanjut. <br /> <br />Sejumlah orang yang dianggap sebagai provokator, diamankan. <br /> <br />Pencegahan kerumunan massa yang akan menggelar aksi 1812 juga dilakukan di luar Jakarta. <br /> <br />Di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sedikitnya enam orang ditangkap polisi karena membawa senjata tajam busur dan panah. Mereka diduga hendak menuju Jakarta, untuk ikut demo 1812. <br /> <br />Awalnya enam orang dalam satu mobil itu terjaring operasi Yustisi, dengan gelagat mencurigakan. Setelah digeledah, polisi mendapati sejumlah senjata tajam. <br /> <br />Aksi massa 1812 semula ditujukan untuk menuntut pembebasan pemimpin FPI, Rizieq Shihab. <br /> <br />Namun, aksi yang sedianya digelar di dekat istana dan kawasan patung kuda itu langsung dibubarkan sejak massa mulai berkumpul. <br /> <br />Polisi tak mau ambil resiko munculnya klaster baru covid-19, seperti yang terjadi saat kerumunan petamburan dan Tebet, serta Megamendung Bogor. Apalagi, kasus penularan baru covid-19 tengah tinggi. <br /> <br />
