KOMPAS.TV - Kasus positif corona masih terus melaju, tanda pandemi covid-19 di tanah air belum berakhir. <br /> <br />Pemerintah telah berupaya menggulirkan berbagai kebijakan untuk memutus rantai penularan corona. <br /> <br />Vaksin covid-19 menjadi tumpuan penanggulangan pandemi covid-19 agar kehidupan bisa normal kembali. <br /> <br />Presiden Joko Widodo menjanjikan pemberian vaksin covid-19 gratis untuk semua masyarakat. <br /> <br />Vaksinasi covid-19 secara gratis akan dilakukan bertahap terhitung mulai januari 2021. Presiden meminta, tidak ada yang menolak untuk divaksin. <br /> <br />Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menegaskan pemerintah hanya menyediakan vaksin covid-19 yang terbukti aman dan lolos uji klinis sesuai dengan rekomendasi WHO. <br /> <br />Dari 6 jenis vaksin yang telah disetujui pemerintah, baru Vaksin Sinovac yang telah tiba sebanyak 1,2 juta dosis. <br /> <br />Hasil uji klinis yang akan menjadi penentu bagi badan pengawas obat dan makanan dalam menerbitkan izin edar darurat. <br /> <br />Pemerhati Kesehatan Masyarakat, Iqbal Mochtar menyebutkan jika efisiensi vaksin sinovac belum terkonfirmasi sehingga saat ini masih dalam dikaji. Jika ada data yang bermunculan terkait efisiensi sinovac mencapai 90% itu serta-merta masih belum final. Pasalnya, uji klinis 1 dan 2 memang hasilnya vaksin ini dapat menambah antibodi terhadap covid-19, namun untuk efisiensi nya saat ini masih sedang diteliti dalam uji klinis tahap 3 dan masih harus menunggu izin edar dari BPOM. <br /> <br />Anggota Komisi IX DPR, Saleh Daulay menyebutkan jika pemerintah menetapkan 6 jenis vaksin covid-19 yang akan digunakan termasuk sinovac dan moderna, namun semuanya masih perlu monitoring mengingat terlalu banyak jenis vaksin juga dapat menjadi problematika karena respons tubuh manusia berbeda-beda terhadap 6 vaksin tersebut. Presiden Jokowi pun menyatakan keamanan vaksin covid-19 menjadi prioritas sehingga masih perlu menunggu izin edar dari BPOM. <br /> <br />
