BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Melambungnya harga cabai hingga Rp. 70.000 perkilonya menjadi keluhan para pengusaha kuliner yang turut terdampak. <br /> <br />Satu diantaranya adalah Gina, pedagang ayam kremes ataupun geprek yang berlokasi di Jalan Teluk Tiram Darat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. <br /> <br />Meroketnya harga cabai diakui Gina di Warung Nikmat Rasa membuat usahanya cukup terbebani. <br /> <br />Hal tersebut mengingat kebutuhan cabai rawit sangat banyak diperlukan saat pembuatan utamanya untuk sambal geprek. <br /> <br />Mengurangi porsi sambal dari rawit untuk pelanggannya juga bukan pilihan, meski setiap harinya dua kilo setengah cabai merah besar dan cabai pioner dengan kisaran harga Rp.140.000,- <br /> <br />"Ya terbebani, berkuranglah pendapatan kan lebih banyak pengeluaran bertambah," keluh Gina. <br /> <br />Gina mengaku naiknya harga cabai sudah dirasakan sejak november 2020 lalu. <br /> <br />ia pun berharap harga kembali normal saat perkilonya hanya dijual dua puluh ribu di pasaran agar tidak lagi terbebani. <br /> <br />