BLITAR, KOMPAS.TV - Seorang penyandang disabilitas bernama Wahyu Asifah di Kota Blitar, Jawa Timur, mendirikan usaha kerajinan di tengah masa sulit karena pandemi. <br /> <br />Meski memiliki keterbatasan dalam bergerak, sang perajin mampu menciptakan perhiasan dari pernak-pernik yang memiliki nilai jual. <br /> <br />Karya-karyanya ini rapi, detil, padu, dan cantik. <br /> <br />Beragam kerajinan seperi kalung, gelang, hingga tiara, dengan teliti ia kerjakan. <br /> <br />Satu demi satu pernak-pernik, ia susun dengan benang khusus hingga membentuk perhiasan yang sempurna. <br /> <br />Untuk membuat satu buah kalung atau gelang diperlukan waktu 3 hingga 12 jam, tergantung ukuran dan kesulitan dalam pengerjaanya. <br /> <br />Awalnya ia sempat kesulitan karena harus menggunakan kedua kakinya dalam membuat kerajinan ini. <br /> <br />Namun, semangat untuk hidup mandiri dan tidak ingin menjadi beban keluarga membuatnya pantang menyerah. <br /> <br />Sebagai modal awal, Wahyu menggunakan uang pemberian kerabat ditambah bantuan sosial dari pemerintah. <br /> <br />Meski sempat ragu akan terjual karena masa sulit akibat pandemi, kini kerajinan perhiasan buatan Wahyu justru mulai banyak dilirik peminat pernak-pernik dan mendatangkan keuntungan. <br /> <br />Perhiasan buatan perajin penyandang disabilitas ini dijual mulai dari 10 ribu hingga 50 ribu rupiah. <br /> <br />
