BLITAR, KOMPAS.TV - Cuaca buruk yang terjadi beberapa pekan terakhir membuat tanaman cabai di kabupaten Blitar rusak. Akibatnya hasil panen petani menurun 30 hingga 50 persen dibanding hari biasanya. <br /> <br />Para petani cabai di Kabupaten Blitar kini tengah was-was dengan tanaman mereka. Pasalnya saat ini bagian daun tanaman menguning dan buah cabai banyak yang busuk hingga rontok. <br /> <br />Rusaknya tanaman cabai ini disebabkan oleh cuaca buruk yang melanda wilayah Blitar secara terus menerus. Tingginya curah hujan membuat buah cabai mudah busuk dan rontok. <br /> <br />Selain itu banyaknya hama lalat buah yang merusak tanaman juga membuat hasil panen cabai menurun drastis. Jika biasanya dalam sekali panen para petani mampu memperoleh 1 Kuintal cabai kini hasil panen tinggal 50 hingga 70 kilogram saja. <br /> <br />Untuk mencegah penyebaran serangan hama sejumlah petani terpaksa mematikan tanaman yang rusak. Selain itu tindakan tersebut diambil karena hasil panen tidak sebanding dengan mahalnya biaya obat. <br /> <br />Selain cuaca buruk dan hama para petani cabai juga mengeluhkan langkanya pupuk saat ini. Tidak adanya pupuk, membuat tanaman cabai para petani mudah terserang hama, sehingga hasil panen tidak maksimal. <br /> <br />Selama ini, para petani di Kabupaten Blitar terpaksa menggunakan pupuk non subsidi yang harganya mencapai lebih dari 200 ribu rupiah. Kondisi tersebut, membuat para petani terpaksa mengeluarkan modal tanam ekstra. <br /> <br />Sementara itu, harga jual cabai di tingkat petani masih fluktiatif. Saat ini harga cabai di tingkat petani berkisar antara 69 hingga 70 ribu rupiah per kilogram. <br /> <br />#Blitar #Cabai #Pupuk #Mahal #Langka #Beritakediri <br /> <br />
