JAKARTA, KOMPAS.TV Robert Reilly menjadi perbincangan pasca membebas tugaskan reporter Voice of America asal Indonesia, Patsy Widakuswara dari Gedung Putih. <br /> <br />Patsy dibebastugaskan usai memberi pertanyaan kritis ke Menteri luar Negeri Amerika Serikat saat itu Mike Pompeo, Senin (11/1) <br /> <br />Karena kasus tersebut Pemerintaha Joe Biden kemudian memcat Robert Reilly dan wakilnya Elisabeth Robbins, Kamis (21/1) <br /> <br />Dilansir NPR, dalam artikelnya pada 11 Desember 2020 menyebut bahwa Robert Reilly adalah sosok kontroversial yang kembali memimpin VOA. <br /> <br />Beberapa kontroversinya diantaranya menolak keras homoseksualitas, mencela agama Islam serta kebijakannya di ruang redaksi. <br /> <br />"Robert R Reilly memegang kendali di Voice of America dengan pandangan yang ekstrem," tulis NPR. <br /> <br />Saat Menjabat sebagai Direktur VOA ditunjuk oleh CEO USAGM Michael Pack,. Mereka sepakat bahwa jaringan ini harus melayani tujuan diplomatik AS, dan bukan jurnalistik ala ruang redaksi. <br /> <br />Bahkan hakim federal akhir tahun lalu memutuskan Michael Pack kerap berulang kali melanggar batas untuk mencampuri urusan jurnalisme VOA. <br /> <br />Pack mengankat Reilly pada Selasa (9/12/2020) setelah memecat PLT Dirut VOA Elez Biberaj yang tolak campur tangan pack di redaksi. <br /> <br />Sejauh ini, keduanya masih belum berkomentar terkait hal tersebut. <br /> <br />Amanda Bennett yang mundur sebagai direktur VOA pada Juni atau hanya beberapa hari setelah nominasi Pack untuk USAGM disetujui, dikutip dari Washington Post pada Jumat (4/12/2020) menulis <br /> <br />"Reilly adalah pilihan yang berbahya." <br /> <br />"Pandangannya tidak konservatif - mereka ekstrem. Sebagai kepala salah satu suara Amerika paling kuat di dunia, dia berisiko mencoreng reputasi yang akan sulit diperbaiki." <br /> <br />Reilly pernah sempat menjabat kepala VOA pada 2001-2002 yang kemudian ditugaskan di Departemen Pertahanan AS dan menjadi penasehat Kementerian Informasi Irak setelah invasi yang dipimpin AS. <br /> <br />Reilly adalah pendukung kuat invasi Irak dan ia terus pertahankan argumennya selama bertahun-tahun. <br /> <br /> <br />