JAKARTA, KOMPAS.TV - Perwakilan keluarga siswi SMK Negeri 2 Padang yang diminta berjilbab mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah. <br /> <br />Pihak sekolah dan keluarga sepakat untuk mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalah ini. <br /> <br />Diwakili kuasa hukum, mediasi antara pihak sekolah dan keluarga siswi non-Muslim yang diminta berjilbab digelar di SMK Negeri 2 Padang. <br /> <br />Dari hasil pertemuan, pihak sekolah memastikan akan merevisi aturan penggunaan jilbab bagi siswi non-Muslim. <br /> <br />Sebelumnya, melalui kuasa hukumnya, orang tua siswi SMKN 2 Padang yang merasa keberatan dengan aturan pemakaian jilbab menyurati Presiden Jokowi, Mendikbud, dan Komnas HAM. <br /> <br />Surat dikirimkan berisikan harapan mereka tidak ada lagi institusi pendidikan di Indonesia yang mengharuskan siswi non-Muslim mengenakan jilbab. <br /> <br />Sebelum muncul permasalahan siswi non-Muslim di SMK Negeri 2 Padang yang diminta berjilbab di sekolah, ada 45 siswi non-Muslim di sana yang menggunakan jilbab. <br /> <br />Mereka mengaku tidak ada paksaan, dan menilai jilbab hanya sebagai seragam sekolah yang tidak akan memengaruhi keimanan. <br /> <br />Namun siswi non-Muslim sangat berkeinginan dapat bersekolah tanpa menggenakan jilbab. <br /> <br />Permasalahan siswi non-Muslim di SMK Negeri 2 Padang yang diminta berjilbab juga menjadi perhatian oleh Menko Polhukam Mahfud MD. <br /> <br />Dalam akun Twitter pribadinya, Mahfud bercerita ketika pelajar dilarang menggunakan jilbab pada pemerintahan orde baru di tahun 1970-an hingga 1980-an. <br /> <br />Kebijakan itu menuai protes. Departemen pendidikan dan kebudayaan saat itu menjadi sasaran protes masyarakat. <br /> <br />Mahfud MD menilai pemerintah tidak boleh membalik situasi dengan mewajibkan anak non-Muslim untuk menggunakan jilbab. <br /> <br />
