YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Aktivitas vulkanik gunung merapi terus meningkat. Pada Rabu (27/1/21) pagi, terjadi erupsi gunung merapi yang disertai dengan guguran awan panas. <br /> <br />Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat, sejak pukul 06:00 WIB hingga pukul 10:00 WIB sudah terjadi 14 kali guguran awan panas yang mengarah ke sektor barat daya, di hulu sungai Krasak dan Boyong. <br /> <br />Hasil pemantauan BPPTKG Yogyakarta juga diketahui jarak luncur maksimal terjadi sejauh satu koma lima kilometer, dengan kolom abu vulkanik maksimal lima ratus meter. <br /> <br />Akibat erupsi gunung merapi, BPPTKG Yogyakarta juga melaporkan terjadinya hujan abu di sektor timur, di wilayah kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. <br /> <br />Sementara itu, meski terjadi belasan kali guguran awan panas pada Rabu pagi, namun aktivitas warga lereng merapi di kabupaten Sleman, Yogyakarta masih berjalan normal. <br /> <br />Saat dipulangkan dari barak pengungsi pada hari Selasa (26/1/21) siang, warga bahkan sempat menggelar tumpengan sebagai ucapan rasa syukur. <br /> <br />Aparat Kepolisian Sektor Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, menyatakan belum ada laporan hujan abu di wilayahnya pasca erupsi. <br /> <br />Namun untuk mengantisipasi bahaya guguran awan panas, obyek wisata yang berjarak lima kilometer dari puncak gunung merapi masih ditutup untuk umum. <br /> <br />Demi menjamin keamanan warga lereng gunung merapi, pemantauan aktivitas vulkanik dilakukan bersama aparat Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan kelompok relawan setempat. <br /> <br />