JAKARTA, KOMPAS.TV Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis preliminary report atau investigasi awal dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu. <br /> <br />Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Nurcahyo Utomo mengatakan, saat terbang SJ 182 tidak melewati awan yang signifikan, yang dapat menimbulkan turbulensi atau pun hujan. <br /> <br />Data tersebut diperoleh dari laporan BMKG. <br /> <br />"Pergerakan pesawat yang diperoleh datanya yang diperoleh datanya dari ADS-B, menunjukkan bahwa, pesawat ini tidak melalui area dengan awan yang signifikan, dan bukan area awan hujan, dan juga tidak berada di in-cloud turbulence, atau di dalam awan yang berpotensi menimbulkan guncangan", ungkap Nurcahyo saat memberikan keteragan pers (11/2). <br /> <br />Meski demikian, KNKT belum menyimpulkan penyebab dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut. <br /> <br />Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh setelah empat menit lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta pada 9 Januari 2020. <br /> <br />Pesawat dengan kode registrasi PK-CLC tersebut membawa 50 orang penumpang, dan 12 orang awak kru kabin. <br /> <br />
