Berbagi unggahan di media sosial di tengah pandemi Covid-19 jadi cara untuk saling bertukar kabar dengan keluarga atau teman. <br /> <br />Namun, di balik banyaknya kiriman yang diunggah setiap harinya, tanpa sadar ada saja informasi pribadi yang penting dan seharusnya tak perlu diketahui publik. <br /> <br />Terlalu banyak mengumbar informasi seperti itu biasa disebut sebagai oversharing. <br /> <br />Oversharing diartikan sebagai perilaku terlalu banyak memberikan informasi detail tentang kehidupan pribadi diri sendiri atau orang lain. <br /> <br />Ada bahaya yang mengintai di balik perilaku oversharing. <br /> <br />Menurut laporan perusahaan software yang fokus di bidang keamanan, Tessian, ditemukan bahwa 84 persen orang mengunggah kiriman ke media sosial setiap minggunya. <br /> <br />Separuh dari pengguna media sosial membagikan foto dan nama anak-anaknya, 72 persen di antaranya memberikan ucapan selamat ulang tahun. <br /> <br />Selain itu ada juga informasi tentang kehidupan pekerjaan yang kerap dibagikan di media sosial. <br /> <br />Meski tampak biasa dan terdengar umum, setiap unggahan di media sosial mengandung data-data pribadi. Jika tidak waspada, data tersebut bisa disalahgunakan untuk hal-hal seperti peretasan, hingga penipuan berbasis online. <br /> <br />Langkah paling tepat untuk menghindari oversharing adalah dengan tidak mengunggah informasi pribadi terlalu detail di media sosial. <br /> <br />Agar data pribadi tidak disalahgunakan, bisa mengatur tampilan informasi menjadi private dan mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah di media sosial. <br /> <br />Gunakan media sosial secara bijak agar tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain.(*) <br /> <br />Video Editor & Grafis: Agus Eko <br /> <br />
