BLITAR, KOMPAS.TV - Sekelompok pemuda di Kabupaten Blitar, mendirikan usaha kerajinan pot bunga berbahan baku sampah anorganik. <br /> <br />Selain menghasilkan pendapatan jutaan rupiah, usaha ini juga berperan besar dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan. <br /> <br />Sampah selalu menjadi permasalahan besar di Indonesia. Kurangnya kepedulian warga dan rendahnya upaya pengolahan sampah menjadi pendorong terjadinya pencemaran lingkungan. <br /> <br />Hal itulah yang membuat sekelompok pemuda di Kabupaten Blitar yang kemudian mendirikan usaha kerajinan pot bunga dari bahan baku sampah. <br /> <br />4 orang pemuda itu mengubah sampah anorganik yang sulit didaur ulang menjadi berbagai jenis pot bunga. <br /> <br />Dalam proses pembuatannya, sampah anorganik akan dibakar dan abunya akan digunakan jadi bahan pengganti pasir. <br /> <br />1 ton sampah yang diterima TPS Jatinom, nantinya akan diubah menjadi 100 hingga 150 buah pot bunga. <br /> <br />Pot bunga dari abu sampah inipun berperan besar dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan. <br /> <br />Para pemuda ini membuktikan bahwa sampah tidak hanya jadi masalah, tetapi juga bisa diubah jadi barang bernilai dan mampu mempercantik lingkungan sekitar. <br /> <br />Meski terbuat dari sampah namun kualitas yang dihasilkan justru lebih awet. Harga jualnya pun juga murah, yakni mulai dari 15 hingga 50 ribu rupiah saja, tergantung ukuran pot bunga. <br /> <br />Dari pengolahan sampah tersebut, pendapatan jutaan rupiah pun mampu dikantongi para pemuda di TPS Jatinom. <br /> <br />Tidak hanya mencegah pencemaran lingkungan, produksi pot dari sampah ini juga mampu memberikan penghasilan warga sekitar di masa pandemi. <br /> <br />