KLATEN, KOMPAS.TV - Menyikapi polemik impor beras yang mengemuka akhir-akhir ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Senin siang (29/03/2021) datang meninjau Gudang Bulog di Banaran, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. <br /> <br />Ganjar menilai fungsi Bulog kurang maksimal dalam menyerap hasil panen petani. <br /> <br />Terobosan untuk pengolahan gabah petani pun tengah digodok. <br /> <br />Di musim penghujan, kadar air gabah yang tinggi menurunkan kualitas padi. <br /> <br />Itulah yang menjadi salah satu alasan Bulog tak maksimal menyerap hasil panen petani. <br /> <br />Padahal, Bulog punya peran besar membeli gabah petani untuk menjaga stabilitas harga beras dan mengamankan stok pangan nasional. <br /> <br />Setelah datang meninjau ke Gudang Bulog, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai petani Jawa Tengah kekurangan tempat pengeringan padi yang memadai. <br /> <br />Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten setempat ke depan untuk menyiapkan gudang atau tempat pengeringan. <br /> <br />Apabila mekanisme penyerapan dan penjualan hasil panen Bulog tidak diubah, petani bisa dirugikan, maka perlu terobosan kebijakan yang memihak ke petani agar ketahanan pangan terjaga. <br /> <br />Menurut Kepala Bulog Jateng, Miftahul Ulum, serapan ideal hasil panen Jawa Tengah adalah 204.000 ton. <br /> <br />Selama tahun 2021 ditargetkan 75% gabah kering giling bisa tercapai. <br /> <br />Diakui Ganjar, hasil panen petani di Jawa Tengah melimpah. <br /> <br />Sehingga ketersediaan untuk Ramadhan dan lebaran dijamin aman. <br /> <br />Data dari Dinas Pertanian Klaten pada 2021, jumlah panen petani diperkirakan mencapai 140.000 ton. <br /> <br />