JAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi corona belum berakhir kini muncul mutasi Covid-19 varian E484K. <br /> <br />Mutasi ini ditemukan di berbagai varian baru Covid-19 di sejumlah negara, tidak terkecuali Indonesia. <br /> <br />Menurut pemerintah, mutasi virus corona varian baru ini memiliki kemampuan lebih cepat untuk menular, berdasarkan berbagai penelitian terkini. <br /> <br />Karena itu masyarakat tetap diminta untuk tidak mengendurkan protokol kesehatan. <br /> <br />Dengan adanya mutasi baru virus corona ini, epidemiolog meminta pemerintah melakukan survei terhadap berbagai mutasi yang mungkin terjadi di Indonesia. <br /> <br />Selain itu pemerintah juga diminta mempercepat proses vaksinasi massal. <br /> <br />Mutasi virus corona ini dimungkinkan karena virus menyiasati antibodi atau bisa juga disebut adaptasi evolutif. <br /> <br />Karena itu pemerintah mengkhawatirkan mutasi bisa meningkatkan penularan dan menurunkan efektivitas vaksin yang programnya saat ini tengah berjalan. <br /> <br />Bagaimana kronologis mutasi corona varian ini bisa masuk ke Indonesia? <br /> <br />Benarkah mutasi baru corona ini bisa menurunkan efektivitas vaksin Covid-19 yang sudah ada? <br /> <br />Simak pembahasannya bersama Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio, dan Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Candra Yoga Aditama. <br /> <br />
