SEMARANG, KOMPAS.TV - Tabuhan bedug di Balaikota menjadi tanda dibukanya rangkaian acara tradisi dugderan yang digelar pemerintah Kota Semarang. <br /> <br />Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tak ada pawai dalam tradisi dugderan tahun ini. <br /> <br />Tahun ini tradisi dugderan masih digelar sederhana karena dalam situasi pandemi Covid-19. <br /> <br />Meski digelar sederhana, tradisi dugderan tetap berjalan sesuai tradisi dengan menerapkan protokol kesehatan. <br /> <br />Tarian Warag Ngendog yang merupakan simbol dari dugderan tidak dihilangkan. <br /> <br />Begitu pula atraksi barongsai sebagai bentuk kerukunan dalam seni budaya. <br /> <br />Tradisi dugderan dilanjutkan dengan berkunjung ke Masjid Agung Kauman Semarang. <br /> <br />Didampingi tokoh ulama masjid, Wali Kota Semarang membacakan pengumuman jika sudah memasuki masa bulan puasa. <br /> <br />Sebagai puncak rangkaian tradisi dugderan, Wali Kota Semarang akan kembali menabuh bedugdi Masjid Agung Kauman. <br /> <br />Dugderan adalah tradisi tahunan di Kota Semarang yang telah ada sejak tahun 1881. <br /> <br />Biasanya dugderan selalu diisi dengan pawai dan arak-arakan. <br /> <br />Tapi sejak ramadhan 2020, pawai dugderan ditiadakan untuk mencegah munculnya kerumunan di masa pandemi Covid-19. <br /> <br />