KOMPAS.TV - Upaya pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan Selat Bali terus dilakukan. KRI Rengat dari Satuan Ranjau dikerahkan untuk membantu pencarian dengan menggunakan Side Scan Sonar. <br /> <br />Apa itu Side Scan Sonar? <br /> <br />Melansir situs Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Kamis (22/4/2021), Side Scan Sonar (SSS) adalah sistem peralatan survei kelautan yang menggunakan teknologi akustik yang digunakan untuk memetakan dasar laut. <br /> <br />Side Scan Sonar memanfaatkan sifat media dasar laut yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara. <br /> <br />Side Scan Sonar sering digunakan untuk mencari korban tenggelam, atau mencari objek hilang lainnya di bawah air. <br /> <br />Dalam sebuah jurnal di bidang Hidro-Oseanografi yang ditulis Dwi Joko Rachimzah (2016) disebutkan, Side Scan Sonar secara umum terdiri dari 3 bagian. <br /> <br />Ketiga bagian tersebut adalah Recorder yang berada di atas kapal survei, kemudian Towfish yang ditarik di belakang kapal, dan Towcable yang menghubungkan antara Recorder dengan Towfish. <br /> <br />Bagaimana cara kerja Side Scan Sonar? <br /> <br />Prinsip kerja Side Scan Sonar secara umum diawali dari Recorder yang mengirimkan pulsa listrik melalui Towcable ke Towfish. <br /> <br />Towfish kemudian akan mengubah pulsa listrik menjadi sinyal yang dipancarkan ke dasar laut. Sinyal ultra sonik dari objek di dasar laut kemudian akan dipantulkan kembali ke Towfish. <br /> <br />Sinyal ultra sonik yang diterima Towfish diteruskan Kembali ke Recorder setelah diubah jadi pulsa listrik. <br /> <br />Data listrik yang diterima Recorder lalu direkam untuk kemudian diolah. Data hasil olah dan interpretasi Side Scan Sonar berupa data grafis dan data numeris, untuk kemudian dilakukan analisis.(*) <br /> <br />Grafis: Joshua Victor <br /> <br />