JAKARTA, KOMPAS.TV - Hati-hati dan waspada, itulah yang mungkin harus terus kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. <br /> <br />Kerumunan yang terjadi di sejumlah pusat perbelanjaan, moda transportasi hingga tempat keagamaan di berbagai daerah jelang Lebaran dikhawatirkan menjadi klaster baru penularan covid-19. <br /> <br />Pakar Epidemiolog UI Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan, agar MUI membuat peraturan agar masyarakat dianjurkan untuk tidak shalat tarawih di masjid atau shalat Idul Fitri di lapangan atau <br /> <br />Tri berharap, kerumunan di tempat-tempat ibadah bisa berkurang demi mencegah terjadinya klaster shalat tarawih seperti di Banyumas. <br /> <br />Tri pun mencemaskan panen kasus covid-19 dapat membuat kondisi Indonesia sama seperti India. <br /> <br />"Tolong, setelah Idul Fitri kita tidak panen kasus covid," tegas Tri. <br /> <br />Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Covid-19 MUI Kyai Haji Muhammad Cholil Nafis mengatakan, pihak MUI searah dengan pemerintah untuk tidak melakukan mudik dan menunda orang datang ke masjid di daerah yang rawan covid-19. <br /> <br />Di sisi lain Cholil menganggap, menjadi masalah baru ketika orang tidak pulang kampung tapi ada kerumunan diperkotaan dimana masyarakat pergi dan mencari hiburan. <br /> <br />Menurut Cholil hal-hal semacam itu perlu diatasi pemerintah. <br /> <br />Cholil juga menyebut, pihak MUI sepakat jangan sampai kasus India terjadi di Indonesia, dan selain memantau tempat ibadah. Pasar, mal, dan pertemuan lain perlu diawasi. <br /> <br />Cholil menyampaikan, ada kesalahan paradoks dalam berpuasa. Di bulan Ramadan akhir orang harusnya menggapai Lailatul Qadar, bukannya malah pergi ke mal dan pasar. <br /> <br />"Sambil pemerintah mengatakan awas terkena pandemi covid, kami akan mengatakan ayo kejar Lailatul Qadar jangan Anda repot ke pasar jangan ada repot ke mall." Ujar Cholil. <br /> <br />
