JAKARTA, KOMPAS.TV - Kebocoran data kembali terjadi, kali ini data 279 juta penduduk Indonesia, peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, atau BPJS, diduga bocor dan diperjual belikan di situs asing. <br /> <br />Data mencakup nomor induk kependudukan, KTP, nomor telepon, email, nama lengkap, alamat, hingga gaji. <br /> <br />Data tersebut dijual oleh pengguna forum di situs raidsforum.com, dan kini viral di media sosial. <br /> <br />Menurut pengamat keamanan siber, Ardi Sutedja, kebocoran ini telah dimulai sejak lama karena tidak mungkin terjadi dalam waktu yang singkat. <br /> <br />Ardi menjelaskan, ada kelalaian sumber daya manusia dalam pengelolaan sistem keamanan data nasabah dalam sebuah lembaga. <br /> <br />Karena menurutnya, tidak mungkin lembaga pemerintah atau swasta, sengaja membocorkan data pribadi nasabahnya. <br /> <br />Hal ini menurut ardi bisa merugikan lembaga itu sendiri. <br /> <br />Menanggapi dugaan adanya kebocoran data, BPJS Kesehatan merilis surat keterangan, yang menyebut tengah menelusuri lebih lanjut apakah data yang bocor, berasal dari lembaganya atau bukan. <br /> <br />BPJS kesehatan telah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya. <br /> <br />Menanggapi kebocoran data penduduk Indonesia yang diduga dari situs BPJS Kesehatan, Dedy Permadi selaku Staf Khusus Menkominfo, menjawab melalui pesan singkat, <br /> <br />"Masih sangat dini, sedang diselidiki. Kami belum bisa komentar lebih banyak." Jelasnya. <br /> <br />
