KOMPAS.TV - Kasus dugaan bocornya data 279 juta penduduk Indonesia yang dijual di forum online, terus bergulir. <br /> <br />Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengakui adanya kemungkinan peretasan yang membuat data peserta BPJS diretas dan dijual di dunia maya. <br /> <br />Kementerian Pertahanan ikut mengusut kasus dugaan kebocoran data ini, karena keberadaan data prajurit TNI, serta pegawai Kemhan yang terdaftar di BPJS Kesehatan. <br /> <br />Selama ini, anggota TNI, Polri terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. <br /> <br />Kasus dugaan bocornya data 279 juta pada BPJS Kesehatan sudah dilaporkan ke Bareskrim Polri. <br /> <br />Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono menyatakan, salah satu yang dimintai klarifikasi oleh penyidik adalah pejabat BPJS Kesehatan yang berwenang dalam pengelolaan teknologi informasi. <br /> <br />Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber, Pratama Persada menyebutkan sejumlah dampak dari kebocoron data WNI, dimulai dari adanya tawaran iklan yang tak diinginkan, penipuan, peretasan hingga mengintai keamanan negara. <br /> <br />Bagaimana bisa laman resmi pemerintah dibobol dan apa dampak serius dari kasus pencurian data pribadi ini?. <br /> <br />Kita bahas selengkapnya bersama Tenaga Ahli Utama KSP, Ade Irfan Pulungan, Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetiyani dan Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber, Pratama Persada. <br /> <br />
