KOMPAS.TV Bagaimana perkembangan jaringan seluler 1G hingga 5G di Indonesia? <br /> <br />1G pertama kali diluncurkan pada 1979, beroperasi dengan sistem analog, memiliki kecepatan maksimal 2,4 kbps, dan hanya bisa digunakan untuk telepon dengan kualitas rendah. <br /> <br />Di Indonesia, teknologi 1G pertama kali diperkenalkan tahun 1984. PT Telkom bersama PT Rajasa Hazanah Perkasa menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT (Nordic Mobile Telephone) dengan menggunakan frekuensi 450 MHz. <br /> <br />2G pertama kali diluncurkan secara komersial di Finlandia (1991), sudah menggunakan jaringan digital, serta bisa bertukar pesan teks dan bergambar (SMS/MMS). <br /> <br />Jaringan 2G berevolusi menjadi 2.5G (GPRS) dan 2.75G (EDGE) dengan kecepatan maksimal mencapai 473 kbps. <br /> <br />Pertama kali hadir di Indonesia pada 1993. Operator GSM pertama di Indonesia yang menggunakan kartu SIM yaitu PT Satelindo (1994), Telkomsel (1995), dan PT Excelcomindo Pratama (1996). <br /> <br />3G pertama kali diluncurkan oleh NTT DoCoMo (Jepang) pada 2001, dengan kecepatan transfer data hingga 2 Mbps, serta terkoneksi dengan berbagai layanan internet. <br /> <br />Hadir di Indonesia pada 2005, lalu pada 2006, Telkomsel jadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersial. <br /> <br />4G pertama kali diluncurkan secara komersial di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia (2009). <br /> <br />Mampu melakukan streaming video kualitas HD, memiliki waktu upload dan download lebih singkat, dan kecepatan jaringan sekitar 100 Mbps (LTE) hingga 1 Gbps (LTE-Advanced). <br /> <br />Teknologi 4G LTE diluncurkan secara komersial di Indonesia pada akhir 2014, dan melahirkan banyak startup digital. <br /> <br />5G kini sudah diluncurkan secara komersial di beberapa negara, memiliki kecepatan transfer data hingga 20 Gbps, dengan latensi lebih rendah, dan daya tampung jaringan lebih besar. <br /> <br />Dalam Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Rencana Strategis Kominfo, jaringan 5G akan diimplementasikan di 13 wilayah di Indonesia, dan ditargetkan rampung pada 2024.(*) <br /> <br />Grafis: Arief Rahman <br /> <br />
