JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI-P, Ima Mahdiah, meminta oknum guru SD yang menyebarkan hoaks Palestina dan menyinggung etnis Tionghoa di Indonesia, diberi sanksi tegas. <br /> <br />Ima mengecam penyebaran hoaks yang dilakukan guru tersebut di layanan berbagi pesan whatsapp. <br /> <br />Ima menyebut, penyebaran berita hoaks oleh guru tidak bisa ditoleransi, sehingga harus ada sanksi yang tegas dan memberikan efek jera. <br /> <br />Ima menilai sanksi teguran dari Dinas Pendidikan tidak cukup memberikan efek jera. <br /> <br />Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menegur, guru yang menyebarkan hoaks atau informasi bohong soal konflik Israel - Palestina yang bermuatan SARA. <br /> <br />Kasus ini pun jadi sorotan anggota DPRD DKI Jakarta. <br /> <br />Kebijakan untuk memberi teguran terhadap guru yang menyebarkan informasi bohong atau hoaks. <br /> <br />Disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. <br /> <br />Riza memperingatkan guru dan pendidik untuk tidak menyebarkan berita bohong dan mengomentari soal urusan politik. <br /> <br />Dalam akun twiterrnya, anggota DPRD DKi Fraksi PDI Perjuangan, Ima Mahdiah, mengatakan bahwa guru tersebut sudah meminta maaf atas unggahannya. <br /> <br />Namun ia meminta ada hukuman yang bisa membuat guru tersebut jera. <br /> <br />Ima juga menyertakan surat permintaan maaf yang disampaikan guru, bernama Mohamad Nasir Tatroman. <br /> <br />
