KOMPAS.TV - Untuk mengatasi persoalan sampah, Warga Desa Baktiseraga, Buleleng, Bali, menggunakan pola pengelolaan sampah berbasis rumah tangga. <br /> <br />Berawal dari pengelolaan sampah, Warga Desa Baktiseraga kini bertransformasi menjadi pegiat pertanian urban atau "urban farming" organik. <br /> <br />Setiap rumah tangga bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya. <br /> <br />Atas dasar pemikiran inilah, Desa Baktiseraga, Buleleng, Bali, berhasil mengelola sampah berbasis rumah tangga. <br /> <br />Setiap rumah tangga diwajibkan memisahkan sampah organik dan non-organik. <br /> <br />Rumah tangga yang tidak melakukan pemilahan sampah, tidak akan mendapat pelayanan pengangkutan sampah. <br /> <br />Mereka juga tidak diperbolehkan membuang sampah di tempat penampungan sementara milik desa. <br /> <br />Warga Desa Baktiseraga mengelola sampah secara mandiri. <br /> <br />Setelah berhasil mengelola sampah organik dan non-organik, desa kini mengembangkan urban farming atau pertanian urban. <br /> <br />Warga memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan lahan pertanian organik. <br /> <br />Warga menanam sayur-sayuran, seperti sawi, bayam, kangkung, tomat, terong, dan pare. <br /> <br />Aneka sayuran di pertanian urban desa baktiseraga, disuburkan dengan pupuk kompos buatan warga sendiri, yang berasal dari limbah organik rumah tangga. <br /> <br /> <br />
