KOMPAS.TV - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) meminta Kepolisian turun tangan mengusut kematian Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong. <br /> <br />Jatam ingin memastikan meninggalnya Wakil Bupati Sangihe, tak terkait hal lain. <br /> <br />Jatam menilai Helmud Hontong adalah orang yang gigih menolak izin tambang emas di wilayahnya. <br /> <br />Jatam menambahkan sikap Wakil Bupati Sangihe bertolak belakang dengan sejumlah pejabat bila berbicara soal izin tambang. <br /> <br />Untuk itu perlu penyelidikan lebih lanjut soal meninggalnya Helmud Hontong. <br /> <br />Seblumnya, muncul spekulasi soal kematian Wakil Bupati Sangihe yang meninggal di pesawat rute Denpasar-Makassar. <br /> <br />Khususnya terkait suratnya yang menolak tambang emas. <br /> <br />Polisi angkat bicara dan meminta semua pihak tidak menyampaikan isu yang belum tentu benar. <br /> <br />Meski demikian, jika keluarga membutuhkan penanganan polisi, Kapolres Sangihe sudah menyatakan kesiapannya. <br /> <br />Kematian Wabup Sangihe dinilai tak wajar karena awalnya tidak ada keluhan saat hendak naik pesawat, namun ketika 20 menit berada di pesawat, Wakil Bupati Sangihe mengaku pusing. <br /> <br />Ia lantas meminta digosokan minyak kayu putih di bagian belakang badan dan leher. Bahkan, Wakil Bupati Sangihe sempat batuk-batuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya. <br /> <br />Sementara itu, Komnas HAM mendorong polisi untuk menyelidiki meninggalnya Wakil Bupati Sangihe. Hal ini agar tidak terus timbul spekulasi. <br /> <br />Terkait desakan terhadap pengusutan kematian Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong, simak penjelasan selengkapnya dari Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah Ismail. <br /> <br /> <br />
