KOMPAS.TV - Angka kasus positif covid-19 naik pasca-lebaran. Sejumlah pihak berpendapat, skenario lockdown harus disiapkan. <br /> <br />Epidemilog menilai kasus covid-19 di Idonesia dalam situasi serius. <br /> <br />PPKM Mikro dinilai tidak efektif membatas penyebaran covid-19. Hal ini terlihat dari angka positif covid-19 di Jawa yang naik. <br /> <br />Puncak corona RI diperkirakan terjadi di akhir Juni. <br /> <br />Psbb alias lockdown versi Indonesia harus disiapkan untuk mengantisipasi penyebaran covid-19. <br /> <br />Ketua Satgas Covid-19 Zubairi Djoerban juga mengatakan, lockdown lebih efektif menekan peyebaran covid-19. <br /> <br />Hal tersebut terlihat dari langkah sejumlah negara yang berhasil meneraplam lockdown seperti India. <br /> <br />Menurut Zubairi, lockdown bisa diterapkan minimal selama dua minggu. <br /> <br />Meningkatnya kasus covid-19 di Indonesia pasca pandemi membuat pemerintah memutuskan kembali memperpanjang PPKM Mikro hingga 28 Juni. <br /> <br />Lantas bagaimana dengan saran sejumlah pihak agar pemerintah melakukan lockdown? <br /> <br />Sekretaris Eksekutif I KPC-PEN, Raden Pardede menyebutkan lonjakan kasus covid-19 di Indonesia harus diakui berasal dari ketidakdisiplinan kita semua sebagai masyarakat Indonesia yang kurang mematuhi protokol kesehatan, larangan mudik, acara keagamaan, acara keluarga ditambah banyaknya varian covid-19 baru yang muncul. <br /> <br />Raden mengatakan, untuk menyeimbangkan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi, pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro. <br /> <br />Simak penjelasan selengkapnya dari Sekretaris Eksekutif I KPC-PEN, Raden Pardede dalam tayangan berikut. <br /> <br /> <br />