JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagaimana kesiapan kita menghadapi varian delta yang dikenal dengan varian super, karena daya tularnya? <br /> <br />Apakah kewaspadaan publik sudah terbangun untuk mencegah penularan virus yang bisa memicu bencana besar? <br /> <br />Kita bahas bersama Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dan Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman. <br /> <br />Situasi pandemi covid-19 di tanah air kembali memburuk. <br /> <br />Hari ini ada penambahan 20.574 kasus baru covid-19. <br /> <br />Ini merupakan rekor tertinggi, jumlah kasus harian selama pandemi berlangsung. <br /> <br />Tak hanya kasus positif yang terus melonjak, positivity rate covid-19, atau perbandingan antara jumlah kasus positif covid-19 dan jumlah tes, juga sangat tinggi. <br /> <br />Pada 22 Juni 2021 tercatat, positivity rate di angka 51,62 persen. <br /> <br />Padahal, sesuai standar WHO, angka ideal positivity rate maksimal 5 persen. <br /> <br />Kondisi menjadi semakin mengkhawatirkan, dengan sudah masuknya varian delta, yang sangat mudah menular. <br /> <br />Badan penelitian dan pengembangan kesehatan, Kementerian Kesehatan mencatat, hingga 20 Juni 2021, terdapat 160 kasus varian delta di tanah air. <br /> <br />Tersebar di Jawa Tengah 80 kasus, DKI Jakarta 57 kasus, Jawa Timur 10 kasus <br /> <br />Di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, masing-masing 3 kasus. <br /> <br />Kemudian di Banten terdapat 2 kasus, serta Jawa Barat, dan Gorontalo satu kasus. <br /> <br />Senin lalu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, hasil kajian genome sequencing Labkesda Jabar dan ITB menunjukkan, bahwa varian delta ditemukan di Karawang, dan Kota Depok. <br /> <br />Warga pun diimbau untuk lebih waspada. <br /> <br />Sementara itu, Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu menyebut, hasil pengamatan menunjukkan, adanya kecenderungan varian delta, menular pada anak-anak. <br /> <br />
