KOMPAS.TV - Kemanjuran Ivermectin sebagai obat pasien covid-19 terus dipertanyakan. Hasil riset terbaru sejumlah peneliti internasional, ivermectin bahkan dinilai bukan pilihan obat yang layak untuk merawat pasien covid-19. <br /> <br />Masyarakat pun diimbau untuk menunggu hasil uji klinis BPOM. <br /> <br />Pasokan obat Ivermectin kini kosong di Pasar Pramuka, Jakarta. Ivermectin mendadak laris gara-gara maraknya informasi yang mengklaim obat ini disebut bisa mengobati covid-19. <br /> <br />Tingginya permintaan, membuat harga pasaran obat Ivermectin ini kini melambung tinggi bahkan sulit ditemukan. <br /> <br />Kepala Badan POM Penny Kusumastuti Lukito, meminta masyarakat untuk tidak membeli Ivermectin secara bebas selama uji klinis masih berjalan. <br /> <br />Demi keselamatan, penggunaan Ivermectin harus dilakukan dengan resep dokter. <br /> <br />Pasalnya, Ivermectin tergolong obat keras yang jika digunakan dalam jangka Panjang dan bisa menyebabkan efek samping yang serius. <br /> <br />Riset paling baru sejumlah Peneliti Internasional dalam Jurnal Clinical Infectious Diseases yang diterbitkan Oxford Academic, 28 Juni 2021 lalu, menganalisis rekam medis pasien yang diobati dengan Ivermectin. <br /> <br />Jurnal tersebut menjelaskan jika dibandingkan dengan pasien perawatan standar (SOC) dan Placebo, Ivermectin tidak mengurangi seluruh penyebab kematian, lama perawatan atau pembersihan virus pada uji acak terkontrol pada pasien covid-19 yang mayoritas bergejala ringan. Ivermectin juga tidak memiliki efek pada perburukan yang parah. Kesimpulannya, Ivermectin bukanlah pilihan obat yang layak untuk merawat pasien covid-19. <br /> <br />Bahkan, Ikatan Dokter Indonesia juga mengingatkan, bahwa sejumlah negara kini tidak lagi menggunakan Ivermectin sebagai obat bagi penderita covid-19. <br /> <br /> <br />
